Kem(bali) di Tahun 2020

Tidak terasa kalau tahun 2020 sudah masuk bulan kesepuluh, yang pada bilang waktu berjalan sangat cepat tahun ini. Ada benarnya, sih, kaya baru kemarin awal tahun, ya? Padahal setiap tahun rasanya sama saja, berat saat dijalankan, tidak terasa saat diingat. Iya, gak? Saya anaknya jarang bikin rencana, biasanya suka bilang dijalanin saja. Jadi waktu tahun 2020 berjalan tidak sesuai rencana saya biasa saja (meski sedikit gondok) kalau diingat-ingat.

Saat lagi WhatsApp-an dengan Annisa pada bulan Maret 2020, tiba-tiba saja kami sudah beli tiket ke Bali untuk bulan April 2020. Waktu itu Indonesia belum ada kasus Covid-19, jadi kami dengan percaya dirinya merencanakan liburan ke Bali.

Rencana tinggal rencana, satu hari kami membeli tiket Indonesia langsung mengabarkan satu kasus, dan langsung heboh sejagat raya. Saya hanya bisa bilang, "rasanya seperti menjadi Iron Man" hahaha. Tidak, kami berdua hanya bisa ketawa saja, sambil mencoba refund tiket pesawat, dan hotel yang sudah kami booking sebelumnya.

TERNYATA TIDAK BISA KAMI REFUND HOTEL DAN PESAWAT YANG KAMI BOOKING HAHAHA makin ketawa saja, akhirnya pilihan reschdule ke bulan September yang menurut kami kehidupan akan normal kembali pada bulan tersebut. Meski kenyataannya tidak demikian, kasus makin tinggi, tapi warga Indonesia khususnya Jakarta sudah tidak seheboh saat hanya ada satu atau dua kasus. Kamipun tetap memutuskan untuk pergi ke Bali bulan September kemarin.

Saya tidak mau bilang sedang berwisata di era baru atau sejenisnya, karena semua langkah yang diambil sudah cukup berat, seperti mau tidak mau tetap saya ambil. Mantra "tetap mengikuti protokol kesehataan" juga saya jalankan.

Kehidupan saya selama di Bali sama seperti kehidupan di Jakarta, kenapa saya bisa bilang demikian? Karena kami hanya menghabiskan waktu di Hotel, apalagi hotelnya sepi sekali, seperti hanya kami tamu yang datang saat itu. Kami mencari coffee shop yang tidak ramai, dan juga beli makanan lewat online untuk kami nikmati di Kamar hotel.

Meskipun di tahun 2020 banyak sekali rencana tidak sejalan dengan yang direncanakan, tapi saya pribadi ingin berterima kasih kepada 2020. Karena tahun ini saya diajarkan bagaimana mengontrol diri agar tetap waras dalam menjalankan kehidupan, belajar untuk merasa cukup serta rasa syukur yang terkadang suka saya lupakan, dan ternyata 2020 tidak seberat itu, guys.

2 comments

  1. Betul, 2020 tidak seberat itu kalau kita bisa pintar-pintar ngatur segala hal. Awalnya shock juga, makin ke sini jadi biasa aja. Tapi tetap waspada kalau keluar dan ketemu orang sih wkwk. Sehat-sehat, Beb!

    ReplyDelete
  2. dipikir pikir iya juga ya kalau 2020 nggak seberat tahun tahun lalu, mungkin karena frekuensi kerjaan juga pengaruh, aku yang biasanya hampir tiap weekend perjalanan dinas, sekarang malah nggak pernah
    jadi kayak santai aja, meskipun kangen juga pergi ke luar kotanya
    kalau soal kesel di taun 2020 mayan juga ky, ya kayak menghanguskan tiket pesawat dan bookingan sejenisnya, ribet juga ngurus refundnya, dan hampir semua yang aku pesan ada yang ga bisa di refund. ya sudahlah akhirnya

    ReplyDelete