Karena branding sejak awal saya menjajakan karir di dunia per-blogger-an adalah food blogger, rasanya bosan sekali setiap ditanya:
Sebenarnya tidak bisa disamakan semua, sih. Terkadang yang saya bilang enak, teman saya bilang tidak, begitupun sebaliknya. Better dicoba sendiri saja, sih. Apalagi saat saya liburan keluar Indonesia, saya lebih sering jajan street food dibandingkan makan besarnya. Untuk makan besarnya lebih sering makan yang terlihat saja di depan mata.
Seperti yang saya lakukan ketika saya pergi ke Ipoh, Malaysia beberapa waktu yang lalu, meskipun saya sudah membuat daftar tempat makan yang mau saya datangi, tetap saja berakhir dengan makan di tempat makan yang terlihat di depan mata. Memang saya dan teman-teman waktu itu anaknya malas ribet, Bep. Kalau ditanya, "Dua hari di Ipoh, jajan dimana, ya?" sini saya kasih tahu pemirsa.
“Di sana makanan yang enak apa?”
“Di sana makanan yang halal dimana saja?”
“Cocok gak makanan di sana sama lidah orang Indonesia?”
Sebenarnya tidak bisa disamakan semua, sih. Terkadang yang saya bilang enak, teman saya bilang tidak, begitupun sebaliknya. Better dicoba sendiri saja, sih. Apalagi saat saya liburan keluar Indonesia, saya lebih sering jajan street food dibandingkan makan besarnya. Untuk makan besarnya lebih sering makan yang terlihat saja di depan mata.
Seperti yang saya lakukan ketika saya pergi ke Ipoh, Malaysia beberapa waktu yang lalu, meskipun saya sudah membuat daftar tempat makan yang mau saya datangi, tetap saja berakhir dengan makan di tempat makan yang terlihat di depan mata. Memang saya dan teman-teman waktu itu anaknya malas ribet, Bep. Kalau ditanya, "Dua hari di Ipoh, jajan dimana, ya?" sini saya kasih tahu pemirsa.
Kedai Kopi YONG SUAN
Karena tujuan saya ke Ipoh untuk kuliner, akhirnya saya googling makanan apa saja yang harus saya coba di Ipoh. Salah satunya Nasi Ganja. Iya, agak seram namanya, karena penasaran akhirnya saya coba. Saya makan Nasi Ganja di salah satu tempat makan dekat Hotel, namanya Rumah Tumpangan dan Kedai Kopi YONG SUAN. Pada saat saya sampai di sana ada beberapa varian, sayapun pilih yang varian Nasi Ganja Ayam Merah.
Sekilas nasi ganja ini mirip sekali dengan nasi padang, dari tampilan sampai porsinya. Menurut saya, kenapa dinamakan nasi ganja? Karena kamu akan ketagihan saat memakannya. Itu saja. Kalau kamu suka dengan nasi padang, dapat saya pastikan akan suka juga dengan nasi ganja. Mirip asli. Mungkin, sedikit perbedaannya dari segi rasa yang sedikit ada rasa karinya.
Big Tree Yong Tau Foo
Saya tahu tempat ini karena Vlog-nya Ria SW, bisa dibilang tempat makan ini semacam tempat makan yang ada di dekat lapangan Blok S. Karena terdiri dari berbagai macam jenis tempat makan. Saya pesan yang benar-benar dipesan sama Ria SW, yang saya suka adalah gorengannya enak pakai banget, dan minyaknya tidak sebanyak gorengan yang di Indonesia.
Untuk makanan beratnya saya pesan mie dengan kuah kari, terlihat sekali dari segi tampilannya benar-benar kaya akan rempah. Kalau VOC lihat, bisa-bisa datang ke Ipoh, nih. Kualitas mienya sangat lembut, dan cara masaknya seperti sudah ada takarannya sendiri, karena benar-benar pas di lidah saya yang saat datang dalam kondisi lapar seada-adanya. Dan, Big tree yong tau foo berbentuk selayaknya food court, jadi harganya tidak terlalu mahal menurut saya.
Night Market di Ipoh
Pada malam hari, saya sudah bingung mau pergi kemana lagi akhirnya saya memutuskan untuk mencoba salah satu night market yang ada di Ipoh. Awalnya mau tiduran saja di Hotel, tapi sayang soalnya besok Pagi sudah harus ke Kuala Lumpur, jadinya tetap keluar sekalian cari makan. Perjalan dari hotel ke Night market benar-benar membuat kami sedikit terheran, karena waktu masih menunjukan pukul tujuh Malam tapi suasananya seperti sudah pukul 10 Malam kalau di Jakarta.
Jujur banyak sekali makanan yang ditawarkan, dengan kondisi perut yang belum lapar, membuat saya bisa meluangkan banyak waktu untuk melihat dari depan ke belakang, dan dari belakang ke depan lagi. Akhirnya saya memutuskan untuk pesan nasi goreng. Iya, jauh-jauh ke Ipoh saya pesannya nasi goreng.
Satu hal yang bikin saya merasa beda dengan nasi goreng di Ipoh dengan yang ada di Jakarta, nasi gorengnya basah, guys! Semacama ada kuahnya, campuran seafood, telur, dan teman-temannya juga tidak pelit. Dan, karena saya belum kenyang, sayapun memutuskan untuk pesan Yong Tau Fu. Awalnya saya kira seperti yang ada di Eat&Eat, kan. Ternyata tidak pemirsa, benar-benar seperti cemilan saja. Untung memang dijadikan sebagai makanan penutup mulut saja.
Ipoh menjadi kota ketiga di Malaysia yang saya datangi selain Melaka dan Kuala Lumpur, kalau ditanya apakah saya mau datang lagi ke Malaysia? Tentunya iya, saya masih mau ke Penang dan juga Genting. Kalau kamu ada referensi tentang kuliner di Penang dan Genting boleh kasih tahu saya, ya.
liatnya enak semua, yang di big tree sekilas kayak bakso campur ya, yang ada sayur-sayurannya gitu
ReplyDeleteyong tau fu nya taburan wijennya bener bener nggak pelit
Selalu suka sama review-review makanannya Kak Oky, nggak cuma bikin ngiler tp pengin datengin suasana tempatnya. Ada ada saja nasi ganja, kirain krn sayurnya pakai daun singkong hahah. Gorengannya kalau dimakan less guilty tuh, ga banyak minyaknya ke mana-mana. Dan kuah karinya ituh, kaya soto jadi pengin sekilas! XD
ReplyDeletePenting banget untuk ke penang kak Oky. Kotanya asik dan ada banyak partnya. Tinggal pilih mau stay dimana tapi semuanya asik dan dan enak enak. Aku ngga pernah bosan kesana. Apalagi makanannya banyak banget
ReplyDeleteduhhhhh aku ngiler sama nasi gorengnya. penasaran kan pengen nyoba nasi goreng basah tuh kaya apa. Nabung ke Malaysia apa ya dari sekarang, biar besok kalau pandemi ini usai capcus beli tiket
ReplyDeleteKupikir ada ganja-ganjanya gitu di nasinya dan halal. Ternyata nama doang toh biar maksudnya kecanduan. Hahaha. Ono-ono ae
ReplyDeleteaku ngiler banget kan liat postingab ini, harusnya sih, pertengahan tahun main ke sini, tapi entahlah, karena pandemi, jadi enggak berani beeharap banyak. ðŸ˜
ReplyDeleteMau makan kak okiiiii������ bagi iiii penasaran bgt sama nasi gorengnya itu berkuah? Wah pasti enak bgt ini
ReplyDeleteAku kepo sama nasi goreng basah itu gimana. Kalo basah, apa dia di goreng? Jadi kaya cah kangkung gitu donk ya ada kuah dikit. Btw, sekalian tulis harganya donk
ReplyDeletePas Baca "Nasi Ganja" langsung menarik perhatian, aku kira ada campuran ganjanya buat bumbu, ternyata dinamakan nasi ganja karna bikin orang ketagihan ya.. hhee
ReplyDelete