5 Langkah Untuk Membangun Kota Tertib Berlalu Lintas

Hidup di kota besar merupakan tantangan tersendiri bagi warganya, kenapa menjadi sebuah tantangan? Karena kota besar tidak seperti kota-kota lainnya. Mungkin, untuk kamu yang terbiasa hidup di kota kecil akan merasa kaget, kaget dengan kota yang ramai, apalagi dengan lalu lintas yang lumayan padat.
Credit Photo: Pixabay.com
Di kota kecil kamu bisa pergi ke tempat makan dengan cara naik sepeda atau berjalan kaki, tidak seperti di kota besar, kalau mau pergi ke tempat makan minimal harus naik sepeda motor, agak jauh sedikit harus naik angkutan kota. Bisa sih naik sepeda atau jalan kaki, tapi rasanya capai sekali, atau saya yang malas, ya? Wkwkwk.

Salah satu kota besar di Indonesia adalah Medan, kota ini selayaknya kota-kota besar lain di Indonesia yang memiliki kepadataan yang cukup membuat warganya menggelengkan kepala. Tapi tenang, untuk menjadi kota yang tertib lalu lintas, warga Medan bisa mulai membangunnya dengan cara sebagai berikut, ya:

Pertama, berhenti digaris batas saat lampu lalu lintas berwarna merah. Iya dong, masa lampu sedang berwarna hijau kamu malah berhenti. Wkwkwk. Maksud saya, sebagai warga yang baik, kalau lampu lalu lintas berwarna merah harus siap-siap berhenti, agar pejalan kaki bisa menyebrang dengan rasa aman, dan pengendara dari sisi lain dapat melanjutkan perjalanannya.

Kedua, jangan berjalan saat lampu lintas belum berwarna hijau. Kamu harus bisa tahan sampai lampu lalu lintas sudah berwarna hijau, ya. Meski perut kamu sedang lapar, dan jalanan sedang sepi, jangan dijadikan alasan untuk terus berjalan. Bahaya.

Ketiga, kalau sedang mengendarai sepeda motor jangan berjalan di trotoar. Kamu suka kesal dengan pengendara sepeda motor yang lewat di trotoar? Saya kesalnya pakai banget! Kesal yekan kalau lagi asyik-asyik jalan kaki eh ada motor yang membunyikan klakson gara-gara mau mendahului. Terkadang kalau dibilangin mereka yang lebih galak. Kan kampret.

Keempat, menyebranglah di Jembatan Penyebrangan Orang. Kamu yang sedang berjalan kaki pun harus tertib berlalu lintas, ya, setidaknya dengan menyebrang di Jembatan Penyebrangan Orang, atau pun di Zebra Cross. Biasanya, warga yang melihat jalanan sepi suka dengan seenaknya menyebrang, padahal itu sangat-sangat berbahaya pemirsa.


Sebenarnya, kalau kamu sudah melakukan hal tersebut dapat menginspirasi kota lain di Indonesia, lho! Bukan hanya di kota Medan saja. Kan enak ya kalau semua warga bisa tertib berlalu lintas, saya jamin tidak akan ada suara klakson yang berbunyi. Kalau masih bunyi juga sih kebangetan ye, minta banget dikeplak. Wkwkwk.


Sebagai Inspirasi 60 Tahun Astra, Astra Group juga memiliki salah satu jaringan bisnis dalam bidang asuransi jiwa bernama Astra Life, lho! Jadi kamu tetap akan merasa aman selama diperjalanan. Apakah kamu sudah menjadi anggota dari Astra Life?

4 comments

  1. Pgnnya sih memang semua orang kalo pas lampu merah bisa stop di garisnya gitu loh. Tp kenyataan ga bisa, dan slaluuuuu aja lewat dr garis. Kmrn ke medan, sama aja, masih ada jg yg stop lwt dr garis. Jakarta apalagi.. Duuuh orang2 ini susah bener ya mas diajarin utk disiplin gitu loh

    ReplyDelete
  2. Medan denger-denger lalu lintasnya agak2 semrawut ya... eh tapi ga di mana-mana deng.. kota kecil dengan banyak pemilik kendaraan.

    ReplyDelete
  3. kalau lampu lalu lintas berwarna merah harus siap-siap berhenti,

    gimana deh, kalau lampu merah. itu harus berhenti, bukan siap-siap.

    tapi, emang Oky bisa naik angkutan umum? tar kepanasan kulitnya kebakar, loh?

    ReplyDelete
  4. benar banget, setuju deh sama 5 langkah untuk membangun kota agar tertib..

    ReplyDelete