Merasa tertipu di Lampung?
Kok bisa?
Kok bisa?
Jadi ceritanya seperti ini pemirsa, pada hari Jumat tanggal 9 Desember 2016, sepulangnya saya bekerja, saya langsung berangkat ke Lampung untuk liburan bersama teman-teman.
Kondisi saat itu bisa dibilang saya lagi lelah-lelahnya, pada hari tersebut saya ada 2 supervisi yang bisa dibilang waktunya seharian.
Pertama, saya ada supervisi untuk built in infotainment bersama Ben Joshua dan team Indigio di Menteng, lokasinya di Tesate, tempatnya nyaman, dan makanannya enak banget! Sayangnya, kalau saya sedang bekerja, jarang kepikiran buat mengabadikan makanannya untuk sekedar membagi pengalaman lidah kepada kamu, kamu, dan kamu pembaca setia blog saya.
Kedua, setelah pulang dari Menteng, saya langsung ke Emberica di SCBD untuk supervisi di acara After hour bersama Glenn Fredly , kamu sudah tahu After hour? Itu lho acaranya Global TV.
Kamu bisa bayangkan lelahnya saya seperti apa? Jangan dibayangin deh, nanti kamu malah ngebayangin yang ena ena lagi.
Sepanjang perjalanan dari kebun jeruk ke Pelabuhan Merak saya tidur, dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni pun saya tidur, dan tidur pun masih saya lanjutkan ketika perjalanan sampai ke homestay. Pokoknya, dimana saya bisa tidur, di sana saya akan tidur. Hidup tidur!
Oh iya saya lupa kasih tahu, perjalanan saya ke Lampung kali ini tujuannya ke Anak Gunung Krakatau, ya. Memang, saya sok banget, pakai acara pergi ke Gunung. Sekitar Anak Gunung Krakatau pemandangannya bagus banget kakak, semua serba biru, sampai sampah pun tidak begitu terlihat. Saya bahagia!
Bulan Desember yang dimana musim sedang hujan-hujannya, membuat bawah lautnya tidak begitu terlihat. Ombaknya besar banget, sampai saya merasa... ahsudahlah, susah sekali membuat kata-katanya seperti apa.
Akhirnya saya merasakan berada di tengah laut dengan kondisi kapal mesin mati, dan kamipun terombang ambing selama dua jam saja pemirsa. Mual yang masih saya bisa tahan, hanya satu yang tidak bisa saya tahan, mau tahu apa yang tidak bisa saya tahan?
Rasa ngantuk! Yha, saya tidak bisa menahan rasa ngantuk yang begitu dalam, pada kondisi kapal yang sedang mati mesin pun saya masih tetap bisa tidur dengan pulas wkwk. Hayati lelah pakai banget, Mz.
Pokoknya selama saya di Lampung, saya lebih banyak tidurnya dibandingkan jalan-jalannya. Ibaratnya, saya menumpang tidur di Lampung.
Singkat cerita, saat perjalanan pulang ke Jakarta, kami sampai di Pelabuhan Bakaheuni masih terbilang Sore untuk waktu anak Jakarta. Kami pun pisah dari rombongan dengan niat mau explore kuliner di Lampung, saya menyerahkan semuanya keteman saya, kondisi lelah membuat saya tidak bisa berpikir selain tidur.
Kamipun memutuskan untuk menyewa mobil untuk ke explore Lampung, btw untuk memutuskan sewa mobil saja kami butuh waktu buat bermusyawarah selama 2 jam, lho! Prestasi yang sangat luar biasa, dan kamipun nego sana sini agar dapat win win solution, yha... akhirnya dapat juga mobilnya.
Waktu itu menunjukan pukul jam delapan Malam, salah satu teman kami bertanya kepada sang supir: “Jam segini masih ada kan tempat kuliner di Lampung yang masih buka?” sambil memberi tahu tujuan kami kemana saya, dan dijawab masih oleh sang supir. Kamipun pergi ke tujuan, tapi masalah belum selesai!
Yha, sekeluarnya kami dari pelabuhan, ban mobilnya bocor. Kan kampret. Lebih kampretnya sang supir tidak mau kalau kami pindah ke mobil temannya, dengan alasan hanya sebentar untuk mengganti ban. Iya, sebentar saja pemirsa, kami langsung jalan kembali dan berhenti di tempat tambal ban. Kan anjing.
Sayapun sudah bad mood, serta malas sekali buat menambah drama pada perjalanan kali ini, rasanya saya mau buru-buru sampai rumah, dan tidur tentunya. Kalau tidak salah waktu sudah menunjukan pukul sepuluh Malam, saya sudah lapar, tempat kuliner tujuan kami sudah pada tutup, dengan santainya sang supir bilang: “Tempat kuliner di sini mah tutupnya jam sembilan malam”. Saya murka.
Akhirnya saya memutuskan untuk makan dimana saja yang masih buka, yha, kami makan di Pecel ayam. Sudahlah... saya sudah bingung sekali mau berkata apa-apa saat itu, saya hanya bisa memikirkan perut saya, itu saja. Lelah, marah, kesal, dan segala jenisnya menjadi satu. Saking kesalnya, saat mau bayar pecel ayam, teman saya bertanya: “supirnya kita bayarin?”, sayapun menjawab tidak dengan tegasnya.
Cukup sekian cerita saya kali ini, sampai jumpa di cerita-cerita saya selanjutnya pemirsa.
Buka blogpost mu ini seketika mata saya tersegarkan! Fresh banget.. Ceritanya gunung tapi gambarnya laut semua.. Saya jadi merasa tertipu juga, ih.
ReplyDeletehaha. jangan galak2 sama supir bro. kasian. perjalanan yang melelahkan ya tentunya. ini pun sering terjadi pada saya. biasanya langsung saya nasehati dengan baik pas mau pulang. untuk memperbaiki pelayanan prima pada wisatawan
ReplyDeleteEmang bener banget ya mood itu berpengaruh saat jalan2.. semoga trip selanjutnya ga ada kejadian yang kurang mengenakan ya mas
ReplyDeletetravellingaddict.com
Wah kirain ketipu apa gitu. Hehhee
ReplyDeleteTp tulisan dan blognya seger. Saya malah blm pernah ke anak gunung krakatau
:(
Saya juga punya pengalamab serupa, traveling setelah pulang kantor ke jogja,, lebih banyak molornya daripada menikmati udara sejuk jogja hahahaha
ReplyDeleteLampung banyak lokasi yang harus dikunjungi, sepertinya bakal banyak yang kangen berkunjung ke sana
ReplyDeleteTapikan ya krakatau itu emang di laut gitu kan ya? Wkwkwkw. Seru-seru perjalanannya, sayangnya moodnya aja lagi jelek dan capek banget jadi gak biss menikmati seutuhnya.
ReplyDeleteWalaupun ngantuk, tapi liburannya jadi memorable ya mz. Foto-fotonya keren anyway!
ReplyDeleteJadi ikutan badmood bacanya. Hihihi..
ReplyDeleteTapi bisa jalan-jalan seperti itu mestinya disyukuri saja mas.
Dari pada diriku yang setiap harinya hanya di Kantor saja.
*eh malah curcol*
Wkwkwkwk... Pecel ayam mah di Lamongan, Bang. Lampung lain lagi :D
ReplyDeleteFoto laut sama pantainya kece kaak.. :D Ya walaupun banyak apesnya tapi jd ada bahan buat cerita di blog ya kak hehe :D Semoga trip berikutnya menyenangkaaan
ReplyDeleteYa Allah gue salah fokus sama kacamata lo. Naksirrr...
ReplyDeleteKeren banget deh pemandangannya, bikin mata seger.
Ditunggu cerita jalan" berikutnya. Semoga gue bisa ikut jalan" juga yee hahaha
Kak Oky sabar yah.... manusia bisa berencana tapi Tuhan yang memutuskan *siram cabe pecel ayam ke mata supir ama mulutnya... ya udah deh! Sekalian mukanya*
ReplyDeletengelihatnya adem.... laut-lautan gitu
ReplyDeleteAmpuun.. hai anak muda itu coba ya.. celana enangnya pake rumbe-rumbe kek.. kan emak-emak jadi gagal fokus..wkwkwkwk
ReplyDeleteIngat kisanak! Pengalaman dalah pelajaran terbaik dalam hidup(mu) :D
Mood tuh emang pengaruh banget ya kemana-mana. Kalau udah capek, jalan-jalan pun jadi susah senyum.
ReplyDeleteTapi itu foto-fotonya bikin ngiler. Musim ujannya aja udah ngiler gimana kalo pas musim panas langit biru mempesona ya
Hihihihi, kasian sopirnya. Mungkin dia enggak mau kamu pindah mobil, biar rejekinya enggak pindah ke temennya.
ReplyDeleteNgenes ya, cyiiin.. Tapi diantara kengantukan kamu itu, masih sempet bergaya wkwkekekkeke
ReplyDeleteJalan-jalan sambil ngantuk? Yaiyalah ngerasa tertipu. Ga nikmat bgt. Ditunggu cerita selanjutnya setelah bangun tidur.
ReplyDeleteHaahhaaa....
ReplyDelete((boleh komennya cuma ketawa doaank gak...??))
Seruu banget tulisannya.
Jadi serasa ikut *tertipu*
Masih alhamdulillah makan pecel...daripada makan p*p m*e kan yaa...
Lebih ngenes lagi tuuh...
ya..hal-hal semacam itu sering kali terjadi dlm perjalanan
ReplyDeletesama..klo lg nguantuuuk bgt selama perjalanan ke tujuan saya lbh manfaatkan utk tidur :D
pahanya mulus amaaatttttttttttttt :(
ReplyDeletekirain tertipu apaan Mas :)
ReplyDelete